Tuesday, October 2, 2012

Backpacker dadakan ke Sawarna


Gw mau sharing tentang perjalanan gw bersama temen sebut saja oki (nama sebenarnya).
Perjalanan yang terkesan sangat mendadak dan minim dana.
Malam harinya si oki bilang nggak jadi pergi, namun pagi harinya dia telepon dan bilang kalo hari ini harus jadi pergi ke sawarna.
Awalnya gw nolak dengan alasan persiapan dan dana yang kurang. Namun akhirnya kami berdua nekat menjadi backpacker dadakan.

Si oki baru tiba di tempat gw pukul 11:00, setelah persiapan sebentar kami berangkat dengan menggunakan angkot ke pasar minggu pukul 11:30, dan tiba di stasiun pukul 12:00.

Segera kami membeli tiket kereta menuju bogor dengan harga 7rb rupiah. namun sayangnya kami sedikit telat karena kereta jurusan ke bogor baru saja berangkat.
Setelah menunggu sekitar satu jam akhirnya kereta komuter ke arah bogor muncul juga, saat itu pukul 13:00

Perjalanan dari Ps. Minggu menuju bogor memakan waktu 1 jam, pukul 14:00 kami tiba di stasiun bogor. segera keluar dan mencari angkot untuk meluncur ke terminal baranang siang, kami mencegat angkot no 03.

Macetnya jalanan membuat perjalanan agak lama, dan kami baru sampai terminal pukul15:00. Kami istirahat sejenak, oki yang (katanya) belum makan dari pagi segera mencari makan. sementara gw nyari minimarket terdekat untuk membeli minum.

Usai makan kami lanjut ke terminal untuk mencari bus menuju pelabuhan ratu. Disana ada bus MGI non AC sedang nge-time. Kami bertanya pada tukang rokok, apakah ada bus MGI ac menuju pelabuhan ratu. Ternyata ada, namun harus menunggu lama karena busnya terjebak macet. Ternyata bus MGI muncul tidak lama setelah itu. pukul 15:30 bus meluncur meninggalkan baranang siang.

Beberapa kali bus berhenti karena ditengah perjalanan ac mati mendadak. hambatan pun tidak hilang begitu masalah ac selesai. Liburan panjang berdampak pada parahnya kondisi lalu lintas. Macet parah sekali.

Selepas macet, jalan menuju pelabuhan ratu sangat ekstrim, jalan berlubang dan sopir bus yang tampaknya mantan pembalap offroad membuat bis jaipongan nggak karuan. Bus berhenti sejenak di cikembang, kurang lebih lima belas menit bus kembali jalan.

karena penumpang yang sebagian besar turun di cikembang, nampaknya membuat sopir makin nyaman menikmati jalan rusak. gw gak ambil pusing karena gw tinggal tidur, sementara oki udah mulai pucet. Pucet  sepucet  pucetnya  pucet.

Alhamdulillah pukul 20:00 kami tiba di terminal pelabuhan ratu, begitu turun dari bus kami langsung diserbu penggemar. Yup, tukang ojek.
Namun gw lebih suka menuju kamar kecil untuk melepaskan apa yang ditahan selama perjalanan tadi. Dan sukurlah temen gw juga melepaskan sesuatu, tapi dari mulut, yay... dia jackpot hahahahaa.

Para tukang ojek terus dengan sukarela mengikuti kemanapun kami melangkah, dan gw juga dengan setia menolak mereka. Andaikan mereka cewek - cewek abg, mungkin gw gak akan tega menolaknya ( halah... )

Karena sudah muak diikutin sama tukang ojek kami berdua memilih keluar terminal, mencari warung untuk ngopi, karena pada jam segini sudah nggak ada angkutan lagi ke arah bayah,  kecuali  ojek - ojek  tadi.
Ibu - ibu pemilik warung sangat ramah dan mengijinkan kami singgah disana sampai pagi dan kami mengobrol dengan sesorang yang kelihatannya kenalan si pemilik warung.
Dia bertanya - tanya tujuan kami, kami bilang akan ke sawarna.
Dia malah memberi nasihat ke kami agar pergi ke citepus saja, karena disana banyak cewek yang ehm...
sebuah saran yang bijaksana.

20:30
saat asik menikmati kopi sambil mengobrol terjadilah kejadian itu. Bapak - bapak melakukan kesalahan fatal ketika mengganti tabung gas miliknya, yang mengakibatkan bocornya gas tersebut.
Mungkin karena panik si bapak tersebut dengan indahnya melempar si tabung ijo tersebut ke tengah jalan, Tepat di depan warung tempat kami ngopi. beberapa orang kabur, namun karena terjepit meja, gw dan sohib gw hanya bisa merem sambil tutup kuping dan berharap itu cuma petasan cuplik.
Alhamdulillah dia gak meleduk, kami pun cuma ketawa pasrah berdua. jenis tawa yang paling ironis.
Tekape  pelemparan  Gas  Hijau


pukul 22:00
kami meninggalkan warung ibu itu, bukan karena takut disambit gas 3 kg lagi. Tapi kami mau membeli cemilan di indomaret yang tidak jauh dari sana.
Ternyata disebelah indomaret tersebut ada masjid yang bernama Al Huda. Tak ayal lagi, masjid itu pun menjadi tempat persinggahan kami untuk menunggu fajar menjelang.
Ternyata kami tidak sendirian disana, ada beberapa anak muda berkumpul di belakang majid tersebut.
Kami jadi teringat kata ibu diwarung tadi, kalo tidur di masjid banyak tangan jail yang suka mengabil barang orang lain ( mencuri - red).
Karena hal itulah kami berdua nggak bisa tidur pulas, setiap ada bunyi pasti langsung terjaga.
Pengungsi

Masjid  Al-Huda

Lagi - lagi disini bertemu dengan pemuda yang menyarankan kami untuk main ke citepus.
Katanya enak banyak kupu - kupu malam.
Ya tuhan, semesum itukah wajah gw dan temen gw.

04:50
kami pergi dari masjid usai salat shubuh. Karena elf adanya jam 8, Kami pergi ke warung ibu yang semalam. Sekedar ngeteh dan makan roti.
Beruntung, kali ini tak ada sambutan dengan gas 3 kilo lagi.


6:00
kami mampir ketempat pelelangan ikan untuk sekedar menikmati lautan di pagi hari.
Pelelangan ikan

namun ada yang menarik perhatian kami saat itu. tukang nasi yang ada disana seolah mengalihkan duniaku ( duile.. )
Dan ternyata murah banget, denga uang 3.500 rupiah kami bisa mendapat sebungkus nasi ( ukuran reguler) beserta kikil dan tempe goreng. Rasanya ternyata cukup enak. Buktinya temen gw sampe nambah ( kalo ini mungkin karena laper kali yak... )
Setelah menikmati sarapan, kami langsung berjalan menuju terminal.

07:00
Syukurlah saat itu sudah muncul elf menuju bayah. Ditengah perjalanan sang sopir menawarkan mengantarkan kami menuju desa sawarna langsung, dengan tambahan 5rb rupiah aja. lebih hemat daripada harus nyambung ojek dengan kisaran harga 25rb - 30rb rupiah.
Dan kebetulan juga banyak backpacker di elf itu yang juga ingin ke sawarna. Jadilah elf itu carteran menuju sawarna.
Jalanan naik turun penuh lubang jadi hal wajar disana, oki sudah deg - degan aja takut elf gak kuat nanjak. Perlu diketahui, tanjakan disana cukup curam. Tapi ternyata si sopir sudah lihai, dengan santai sang sopir membawa mobil tersebut sambil SMS-an!!!! Wow!!

10:30
Akhirnya tiba juga di desa Cikaung sawarna. Setelah membayar 2rb rupiah, kami dipersilakan menaiki wahana jembatan gantung yang cukup membuat kepala pusing setelah menyebranginya.
Jembatan gantung, akses masuk ke desa

Kami menginap di rumah penduduk dengan harga 110rb permalam, entah kemahalan atau standar, atau murah.

11:00
Karena tidak sabar ingin menikmati keindahan alam, kami langsung pergi menuju pantai ciantir.
Ditemani oleh guide cilik, anak dari sang empunya penginapan. Dia mengajak temannya untuk mengantar kami.
Guide Cilik

Lelah berjalan, kami mampir di warung yang ada di pesisir pantai, membeli kelapa.
Sementara itu, sang guide cilik kami suruh pulang saja. sebagai tanda terima kasih gw beri uang dan air minum.


11:35
Ciantir Beach

Setelah puas dengan hamparan pasir putih di pantai ciantir, kami sekarang menuju tanjung layar. kami emang udah penasaran banget sama tempat ini, apalagi banyak cerita beredar tentang kekerenan tempat ini. Makin nggak sabar aja deh.
Kami berjalan menyusuri pantai, sambil menikmati pemandangan indah. Karang - karang, deburan ombak dan desiran angin menjadi teman asik menuju tanjung layar.
Karang - karang menemani sepanjang perjalanan menuju tanjung layar

Di tengah perjalanan, kami melihat beberapa cowok bule bertelanjang dada di atas pohon.
Awalnya gw mau ikutan telanjang dada biar keliatan keren. Untung berhasil dihalangi niat tulus suci gw tersebut. Entah apa yang terjadi pada dunia ini kalo gw melakukannya. ---->  lebay

12:00
Akhirnya tiba juga di tanjung layar. Fiuh, panas terik bagaikan tak ada artinya sekarang.
Jangan hiraukan modelnya, Tanjung layar ada di belakangnya!!!

Pemandangan karang berbentuk layar serta tembok karang yang melindungi dibelakangnya merupakan pemandangan yang mantap sekali. Susah deh nulisinnya, mending liat aja sendiri.

13:00
Setelah puas menikmati tanjung layar, kami kembali ke penginapan.
Sampai disana makanan telah dihidangkan, sebelum makan kami mandi dulu.
Kami makan dengan lahap, gw abis 3 piring, oki 4 piring.
Untung nggak ada yang ngeliat kami makan kayak suku barbar gini.
Abis makan, nongkrong sebentar di saung sambil ngobrol sama pemilik rumah, setelah itu tidur.
Ketika tidur, ternyata hujan lebat mengguyur tanah sawarna. untungnya ketika jam 5 hujan berhenti. Kami pun bersiap menjemput sunset.

17:00
Kali ini tak perlu guide lagi untuk menuju pantai. sepanjang perjalanan langit merah begitu memanjakkan mata. keindahan alam sawarna turut mengiringi sang surya berangkat ke peraduannya.

Jalan menuju Pantai, ditemani sunset

sesampainya di pantai ciantir sudah banyak orang yang ingin menikmati maupun mengabadikan peristiwa matahari terbenam. begitu nyaman dan menyejukkan mata.
Sunset Di Ciantir

Tepat setelah matahari terbenam, hujan pun menyuruh kami kembali ke penginapan.
Kami berlarian menuju penginapan.
Kami pun ngos - ngosan, duduk disaung depan penginapan. Bapak pemilik rumah pun kembali mengajak kami mengobrol. berbagai pertanyaan sekitar sawarna kami lontarkan. Sampai pada akhirnya hidangan makan malampun dihidangkan.

19:00
Makan malam dimulai. Cuma berdua saja disaung menikmati ikan bakar plus karedok. Mmm... rasanya makan sepiring pun kurang kalo makanannya seenak ini.
Sisa - sisa  pelahapan

Makan malam pun usai, kami segera mengistirahatkan tubuh kami.

04:45
Gw bangun, udah niat banget mau liat sunrise di legon pari. Si oki udah gw bangunin.
Namun apa yang terjadi sodara - sodara, tidurnya niat banget. Gak bergeming sedikitpun.
Apa boleh buat gw akhirnya ikutan tidur lagi.

07:00
Kami konsultasi dengan seorang guide yang ( katanya ) handal untuk rencana pergi hari ini.
Berhubung waktu mepet, karena jam 11 kami sudah berencana meninggalkan sawarna.
Kami dihadapkan dengan dua pilihan, legon pari dan goa lalay.
akhirnya kami memutuskan untuk ke goa lalay, karena kami mencari sesuatu yang baru selain pantai.
Bapak pemilik rumah pun mengantarkan kami kesana dengan berjalan kaki.
Menyusuri pematang sawah dan lagi - lagi jembatan gantung. Kali ini kondisi jembatannya lebih mengerikan dari jembatan menuju kampung sawarna.
Berjalan menyusuri pematang sawah

Another jembatan gantung


Akhirnya tiba juga di goa lalay, kami masuk bareng dengan rombongan orang asing (baca: bule)
Berbekal senter kami menikmati ukiran alami yang membentuk stalagmit - stalagmit yang menakjubkan. Namun sayang, tidak terlihat satupun kelelawar ataupun sarangnya disini. (note: Lalay artinya Kelelawar )
Menurut sang guide, mereka sudah pindah karena goa tersebut makin banyak dikunjungi manusia.
Gw sedikit miris mendengarnya, egoisme manusia sekali lagi berakibat buruk bagi makhluk lain.
Stalagmit

Pintu Masuk Goa Lalay


10:00
Kami sudah kembali ke penginapan, rasanya lelah dan lapar sekali.
Untuk terakhir kalinya kami menikmati keindahan tempat ini.
Hidangan yang tersedia segera kami habiskan, lalu segera berbenah untuk pulang.

11:00
Akhirnya tiba juga saat untuk berpisah. kami pulang dengan menggunakan ojek.
Didepan jembatan gantung oki mulai ketakutan dan minta turun saja. Tukang ojek yang gw naikin bercerita kemarin ada yang jatuh dari jembatan. Bukan orang sini, dia tamu.
Semua dikarenakan ada salah satu tambang yang putus sehingga jembatan bergoyang. Karena belum berpengalaman jatuhlah tamu tersebut.
Setelah cerita seperti itu, seperti tanpa dosa ojek gw malah menarik gas dalam - dalam ketika melewati jembatan tersebut, gila!!!
Sepanjang jalan menuju pertigaan ciawi si ojek terus ngebut, meliak liuk melewati jalan berlubang.
Ketika melewati sebuah sekolahan ada beberapa siswi nggodain kami yang lewat saat itu.
"Cowok, cowok..." teriak mereka.
Gw berasa kayak Justin bieber masuk desa hehehehe.

11:30
Kami tiba di pertigaan ciawi. Membayar ojek dan menunggu datangnya elf menuju pelabuhan ratu.
Kami duduk di sebuah warung sambil menunggu datangnya angkutan. Dan lagi - lagi pemilik warung memberi tips dukun bagus daerah situ.
Dukun untuk memelet orang. WOW.
Kami dengerin aja sambil senyum - senyum.
Beruntung setengah jam kemudian elf menuju pelabuhan ratu datang.

12:00
Kami pun pulang.
Supir elf kali ini tidak sesantai kemarin, dia ngebut sodara - sodara. sekali lagi, NGEBUT.
supaya nggak jantungan gw tinggal tidur aja deh.

13.30
Kami sampai di pelabuhan ratu dengan selamat. Gw liat temen gw pucet gw suruh muntah gak mau. Ternyata emang dia nggak mabok. Padahal gw udah siap nyogok tenggorokannya pake lidi kalo dia pengen muntah.
Setelah lama menunggu akhirnya bus ini take off juga, bye pelabuhan ratu.

14:00
Bus berangkat, hanya ada 6 orang disini
Gw pindah kebelakang, nguap sebentar, atur posisi dan tidur.
Gak banyak kejadian spesial kecuali ketika gw bangun di tengah perjalanan. Mbak - mbak yang mirip syahrini tidur dengan posisi kepala yang makin lama makin menjulur kesamping. Dia agak terkejut ketika sang kondektur lewat dan kepalanya mau gak mau harus disenggol.
Dia bangun sebentar, balik keposisi normal, tidur dan merosot lagi kepalanya keluar.
Hihihi lucu juga.
Perjalanan pulang macet melanda sejak dari cibadak.
Gw berhasil melek selama setengah jam macet. namun memang lebih baik menikmati kemacetan dengan mata terpejam.

19:00
Wah sampai juga di terminal baranang siang bogor.
Dengan kecepatan kilat, langsung berlari mencari angkot ke stasiun.
Nggak sabar banget, kangen sama kasur.

19:30
Sampai distasiun, beli tiket, duduk manis menunggu kereta berjalan.
Beli tahu sumedang dan minuman untuk menemani aktifitas menunggu.
Di depan gw ada anak balita yang merengek tidak jelas, lucu dan lumayan buat hiburan hehehehe.

20:00
Kereta berangkat juga nih. Jam segini kereta sangat sepi. Jadi nyaman deh.

21:30
Tiba di stasiun pasar minggu, pemeriksaan karcis.
Tungu!!! karcis gw nggak ada!!!
Gw sempet baca kalo karcis hilang kena denda!!
Kacau nih!!
Wah bahaya nih, gw panik, temen gw panik, afika panik ( eh yang terakhir nggak deh kayaknya )
Gw berjalan gontai menuju sang pemeriksa karcis dan bilang yang sebenarnya.
"Lanjut aja mas" ujar sang pemeriksa membiarkan kami lewat.
Terharu banget gw, rasanya pengen nangis mendengar kata - kata itu. Eh, nggak selebay itu ding.
Keluar stasiun, naik angkot, sampai, tidur.
Perjalanan telah berakhir dengan kepuasan.
Mendadak tapi terencana, inilah perjalanan perdana kami ke Sawarna.

Rincian biaya:
Berangkat:
angkot ke pasar mingu Rp. 3,000
komuter line Rp. 7,000
angkot ke terminal baranang siang Rp.3,000
bus Mgi AC ke pelabuhan ratu Rp.25,000
nginep dimasjid free :p
elf ke sawarna Rp.25,000 + Rp.5,000 (langsung sawarna)
retribusi menuju desa sawarna Rp.2,000

Total Rp.70,000

Menginap Rp. 110,000

Pulang:
ojek Rp. 25,000
elf Rp.25.000
MGI ac Rp.25,000
Angkot ke stasiun bogor Rp.3,000
Komuter line Rp.7000
Angkot ke rumah Rp.3,000

total: Rp.88,000

Total seluruhnya: Rp. 268,000

Ternyata liburan yang amazing gak perlu mahal kan.
Bagaimana? Berniat menuju Sawarna?

12 comments:

  1. jadi makin bulet niatan untuk ke sawarna bisa minta nomer contact untuk home stay disana gga?? thanks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangat...
      Gak bakal nyesel lho kesana

      Contact nya lupa, udah lama hehehe

      Delete
  2. wah seru banget perjalanan k sawarna nya, smpe nginep d masjid pula :)
    kebetulan ada niatan mau ksna nih.
    mau tanya, klo dri sawarna mau ke pelabuhan ratu dr simpang ciawi, klo jam 12 siang bner msh ada Elf yg bakal k plbuhn ratu mas?
    soalnya cari info yg lain, ad yg bilang cma brngkt sekali yaitu jam 7 pagi.
    mohon bantuannya mas, trimakasih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. cuma berangkat sekali, pagi hari
      klo rombongan banyak bisa minta anterin supir elf ke arah bayah
      soalnya saya juga begitu, kebetulan ada yang kesana juga

      Delete
  3. Mantaff bos .. salam kenal ya.. oya kalau mau cari refrensi wisata alam di bogor bisa buka chanel youtub ane gan..
    https://youtu.be/3TxA081W6rQ

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga, kebetulan ane juga mau cari referensi buat wisata sekitaran bogor heheheh

      Delete
  4. 110 udah termasuk penginapan sama makan itu..?
    Murah bnget

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, udah termasuk makan 3 kali
      mungkin klo sekarang sudah naik ya :D
      karena sekarang sudah ramai pengunjungnya

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  5. Replies
    1. saya menginap di rumah warga :D
      namanya mang akew, enak lho satu rumah untuk kita jadi gak campur orang lain
      klo soal harga sekarang kurang tau karena sudah lama banget gak kesana lagi :D

      Delete